Sabtu, 06 April 2013

Legenda Sungai Landak



Legenda Sungai Landak

D
ahulu, di sebuah desa yang terletak di pinggir hutan di pedalaman Kalimantan Barat, hiduplah sepasang suami istri. Untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, sehari-hari sang Suami bercocok tanam dengan menanam palawija di ladang. Meskipun hidupnya serba pas-pasan, pasangan suami istri tersebut selalu ingin membantu orang lain yang sedang mengalami kesusahan.
Suatu malam, ketika sang Istri sudah tidur dengan nyenyaknya, sang Suami masih terlihat gelisah. Sesekali ia miring ke kanan, sesaat kemudian miring lagi ke kiri. Malam semakin larut, namun lelaki itu tetap tidak bisa memejamkan mata. Ia pun bangkit dari tidurnya lalu duduk di samping istrinya. “Huh, kenapa mataku sulit sekali kupejamkan?” keluh petani itu.
Sesekali petani itu memandangi istrinya yang sudah terlelap. Suatu ketika, saat menoleh ke arah istrinya, ia dikejutkan oleh sebuah peristiwa aneh pada istrinya. Kepala sang Istri mengeluarkan asap. Selang beberapa saat kemudian, tiba-tiba seekor kelabang (lipan) yang memancarkan sinar berwarna putih keluar dari kepala istrinya. Kelabang itu kemudian merayap keluar dari rumahnya dan menuruni tangga.
“Hai, mau ke mana kelabang itu?” gumamnya seraya mengikuti hewan berkaki seribu itu.Cahaya bulan purnama yang menerangi sekitar rumahnya memudahkan sang Suami mengikuti kelabang itu. Tak berapa lama kemudian, kelabang itu sampai pada sebuah ceruk (lubang) yang digenangi air, tidak jauh dari rumahnya. Si petani menunggu beberapa saat, namun kelabang itu tidak keluar lagi.
Di pagi hari, Sang Istri pun menceritakan perihal mimpinya bahwa ia berjalan amat jauh melewati padang tandus hingga sampai ke sebuah pinggir danau yang amat luas. Di tengah danau, terlihat seekor landak yang sangat besar. Bulunya bewarna kuning keemasan dan matanya tajam menyala. Belum lagi istrinya selesai bercerita, sang Suami menyelanya.
“Lalu, apa yang dinda lakukan?” tanya sang Suami.               
“Dinda sangat ketakutan, Kanda. Landak raksasa itu hendak menerkam Dinda. Jadi, Dinda pun lari meninggalkan danau itu,” cerita sang Istri.
Mendengar cerita tersebut, si Petani termenung sejenak dan kemudian berkata kepada istrinya.
“Hmmm... jangan-jangan mimpi Dinda ada hubungannya dengan kelabang yang keluar dari kepala Dinda tadi malam?” pikirnya.Setelah dia mendengar cerita mimpi  isterinya, petani itu kembali ke kolam kecil. Di kolam, dia melihat sesuatu yang sangat mengkilap. Dia datang ke barang yang mengkilap itu dan mengambil nya.Ternyata itu adalah sebuah patung landak emas. Bentuknya sangat indah. Matanya dibuat dari berlian. Petani kemudian membawa patung itu ke dalam rumahnya.
Pada malam hari, sang petani pun bermimpi. Seekor landak raksasa datang kepadanya dan berkata, “Izinkanlah aku tinggal di rumah mu. Sebagai gantinya, aku akan memberikan semua yang engkau inginkan. Patung itu hanya cukup dibelai kepalanya lalu mengucapkan mantra.
Ada dua jenis mantra, yang pertama untuk memulai dan yang kedua adalah untuk menghentikan apa yang engkau inginkan. Sekarang hafalkanlah mantra ini. “
Pada hari berikutnya, sang petani bercerita kepada istrinya tentang mimpinya. Mereka benar-benar ingin membuktikan itu. Petani perlahan mengusap kepala patung landak itu. Ia mengucapkan mantra pertama lalu katanya, “aku minta beras”.Tiba-tiba, beras itu datang dari mulut patung itu. Beras terus menerus keluar dari mulut nya. Petani pun segera membaca mantra kedua untuk menghentikannya. Beras kemudian berhenti keluar dari patung.
Petani dan istrinya kemudian mencobanya untuk hal-hal lain, mereka meminta perhiasan dan hal-hal lain yang mereka butuhkan. Mereka menjadi sangat kaya. Tapi mereka tetap ingin membantu orang lain. Banyak miskin datang kepada mereka untuk dibantu.
Sayangnya, ada seorang pencuri yang  menemukan tentang rahasia dari emas  patung landak itu. Ia       berpura-pura sebagai orang miskin untuk meminta bantuan, tetapi kemudian dia mencuri patung itu dari rumah petani.Sang pencuri kabur ke wilayah kecamatan Ngabang. Terjadilah ketika itu kekeringan di daerah tersebut. Karena sang pencuri ingin mendapat simpati dari masyarakat, maka ia berkata kepada mereka bahwa ia akan memberi mereka air. Pencuri itu  kemudian mengusap kepala patung landak itu dan mengucapkan mantra pertama.Air pun keluar dari mulut patung. Semua orang sangat senang. Tetapi air terus menerus keluar. Sang pencuri rupanya tidak mengetahui mantra kedua untuk menghentikan apa yang diinginkannya. Orang-orang yang melihat kejadian itu benar-benar menjadi takut. Mereka berlari keluar untuk menghindari air tampaknya air itu mulai menjadi banjir yang sangat besar.Sang pencuri juga ingin melarikan diri, tetapi ia tidak dapat memindahkan kakinya. Dalam penglihatannya, ada satu landak raksasa sedang memegang kedua kakinya. Air yang berasal dari patung itu terus mengalir dan perlahan-lahan akhirnya menjadi sebuah sungai.Sang pencuri pun akhirnya tenggelam di sungai itu. Hingga kini, orang-orang menamai sungai itu dengan nama Sungai Landak .


Tidak ada komentar:

Posting Komentar