Kamis, 03 Juli 2014

Materi I : Anatomi Jantung



Jantung adalah salah satu organ penting dalam tubuh manusia. Jantung bahkan dikatakan sebagai organ utama dalam tubuh manusia. Jantung terletak di tengah dada – anterior tulang belakang dan posterior sternum atau tulang dada (tulang panjang datar di tengah dada). Jantung terletak sedikit ke kiri, dari pusat thorax (daerah antara kepala dan perut). Oleh karena itu, paru-paru kiri lebih kecil dibandingkan dengan paru-paru kanan.

Jantung orang dewasa beratnya antara 250 sampai 300 gram pada wanita, dan 300-350 gram pada laki-laki. Panjangnya sekitar enam inci, dan lebarnya adalah sekitar empat inci. Sebuah jantung manusia rata-rata berdetak sekitar 72 kali per menit, dan pompa 4-5 liter darah (per menit) saat istirahat.

Jantung manusia tersusun atas tiga lapisan yaitu endokardium yang berbentuk selaput, miokardium yaitu lapisan yang tersusun dari otot-otot jantung, dan perikardium yaitu lapisan yang berbentuk selaput yang terbuat dari jaringan ikat longgar. Perikardium terdiri dari 2 lapisan. Lapisan luar disebut lamina panistalis dan lapisan dalam yang menempel pada dinding jantung disebut lamina viseralis. Di antara kedua lapisan tersebut terdapat ruangan kavum perikardii yang berisi cairan perikardii. Cairan ini berfungsi untuk menahan gesekan.

Dalam melaksanakan kerjanya, jantung selalu membutuhkan energy yang diperoleh dari darah secara terus menerus melalui saluran khusus yang disebut arteri koroner.

Jika jantung dibelah maka akan tampak bagian dallamnya, bagian dalam jantung terbagi atas rongga-rongga. Jantung dibagi menjadi dua rongga (rongga kiri dan kanan rongga) oleh dinding otot yang disebut septum. Dua rongga terdiri dari dua kamar masing-masing. Jadi, sederhananya jantung punya 4 ruang yaitu :
1.       Bilik Kanan ( Ventrikel Dexter ) : Memompa darah dari jantung ke paru-paru 
2.       Bilik Kiri ( Ventrikel Sinister ) : Memompa darah dari jantung ke seluruh tubuh
3.       Serambi Kanan ( Atrium Dexter ) : Menerima darah dari seluruh tubuh ke jantung 
4.       Serambi Kiri ( Atrium Sinister ) : Menerima darah dari paru-paru ke jantung

Atrium merupakan ruangan jantung tempat masuknya darah dari pembuluh balik (vena). Antara atrium kiri dan ventrikel kiri terdapat katup valvula bikuspidalis (katup berdaun dua). Katup ini berfungsi mencegah darah dalam ventrikel kiri agar tidak mengalir kembali ke atrium kiri saat jantung berkontraksi.

Ventrikel mempunyai otot lebih tebal dari pada atrium, keadaan ini disebabkan ventrikel berfungsi memompa darah keluar jantung. Antara atrium kanan dengan ventrikel kanan terdapat katup valvula trikuspidalis (katup berdaun tiga). Katup ini berfungsi mencegah darah dalam ventrikel kanan agar tidak mengalir kembali ke atrium saat jantung berkontraksi.


Katup-Katup pada Jantung
  •  Katup Trikuspid : Katup trikuspid berada diantara atrium kanan dan ventrikel kanan. Bila katup ini terbuka, maka darah akan mengalir dari atrium kanan menuju ventrikel kanan. Katup trikuspid berfungsi mencegah kembalinya aliran darah menuju atrium kanan dengan cara menutup pada saat kontraksi ventrikel. Sesuai dengan namanya, katup trikuspid terdiri dari 3 daun katup.


  •              Katup pulmonal  : Setelah katup trikuspid tertutup, darah akan mengalir dari dalam ventrikel kanan melalui trunkus pulmonalis. Trunkus pulmonalis bercabang menjadi arteri pulmonalis kanan dan kiri yang akan berhubungan dengan jaringan paru kanan dan kiri. Pada pangkal trunkus pulmonalis terdapat katup pulmonalis yang terdiri dari 3 daun katup yang terbuka bila ventrikel kanan berkontraksi dan menutup bila ventrikel kanan relaksasi, sehingga memungkinkan darah mengalir dari ventrikel kanan menuju arteri pulmonalis.
  •         Katup bikuspid  : Katup bikuspid atau katup mitral mengatur aliran darah dari atrium kiri menuju ventrikel kiri.. Seperti katup trikuspid, katup bikuspid menutup pada saat kontraksi ventrikel. Katup bikuspid terdiri dari dua daun katup.
  •         Katup Aorta : Katup aorta terdiri dari 3 daun katup yang terdapat pada pangkal aorta. Katup ini akan membuka pada saat ventrikel kiri berkontraksi sehingga darah akan mengalir keseluruh tubuh. Sebaliknya katup akan menutup pada saat ventrikel kiri relaksasi, sehingga mencegah darah masuk kembali kedalam ventrikel kiri.
Pada ujung aorta, arteri (arteri pulmonalis dekster dan arteri pulmonalis sinister) dan vena (vena cava superior, vena cava inferior, vena pulmonalis sinister dan vena pulmonalis dekster) terdapat katup seperti bentuk bulan sabit yang disebut valvula semilunaris yang berfungsi untuk mencegah aliran balik dari aorta dan arteri pulmonaris ke ventrikel (bilik).
Aktifitas kontraksi jantung untuk memompa darah keseluruh tubuh selalu didahului oleh aktifitas listrik. Aktifitas listrik inidimulai pada nodus sinoatrial (nodus SA) yang terletak pada celah antara vena cava suiperior dan atrium kanan. Pada nodus SA mengawali gelombang depolarisasi secara spontan sehingga menyebabkan timbulnya potensial aksi yang disebarkan melalui sel-sel otot atrium, nodus atrioventrikuler (nodus AV), berkas His, serabut Purkinje dan akhirnya ke seluruh otot ventrikel.

Rabu, 25 Juni 2014

Splenomegali atau Pembengkakan Limfa



Limpa adalah organ yang merupakan bagian dari sistem getah bening. Organ ini berfungsi menyaring darah dan meregenerasi sel-sel darah. 

Limpa berfungsi sebagai 2 organ, Bagian yang putih merupakan sistem kekebalan untuk melawan infeksi dan bagian yang merah bertugas membuang bahan-bahan yang tidak diperlukan dari dalam darah (misalnya sel darah merah yang rusak). Jika limpa membesar (splenomegali), kemampuannya untuk menangkap dan menyimpan sel-sel darah akan meningkat.
Splenomegali dapat menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah, sel darah putih dan trombosit dalam sirkulasi.

Pembengkakan limpa atau splenomegali merupakan salah satu jenis penyakit yang sering menyerang anak-anak dan juga orang dewasa. Pengidap pembengkakan limpa  biasanya mempunyai perut yang busung seperti orang busung lapar, dan jika diraba di perut sebelah kiri akan terasa ada benda yang keras dan membesar tetapi tidak terasa sakit. Dan juga dari pemeriksaan labotorik akan menampakkan hasil-hasil yang tidak wajar. Pembengkakan limpa ini biasanya terjadi bersamaan dengan gangguan  fungsi ginjal, hati, persendian, dan saluran pencernaan.



Penyebab
 
Pembengkakan limpa dapat terjadi karena faktor-faktor :
  1. Makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh ibu kita ketika kita masih berbentuk janin. 
  2. Faktor ini memegang peranan yang sangat dominan.
  3. Lingkungan
    Lingkungan terutama lingkungan diri (perhatikan sekali kesehatan gigi dan mulut) yang tidak sehat dapat memicu penciptaan kondisi tubuh yang bersifat masam yang antara lainnya menyebabkan munculnya bakteri sehingga memicu terjadinya pembengkakan limpa.  
  4. Juga di negara-negara Afrika splenomegali dapat terjadi karena kesalahan vaksinasi
  5. Gangguan kesehatan sumsum tulang, ginjal, lambung, hati, tonsil, tymus, dan usus.
  6. Genetika
    Genetika atau keturunan memegang peranan yang paling kecil. 
  7. Penyakit-penyakit tertentu seperti:
·         Leukimia ringan: sel darah putih (leukosit) yang baru saja diproduksi, 30% nya akan disimpan di dalam limpa. Pada kondisi leukimia (produksi sel darah putih berlebih) maka jumlah leukosit yg disimpan di limpa meningkat sehingga limpa membesar.
·         Penyakit infeksi seperti  malaria dan toksoplasma.
·         Pada kasus infeksi bakterial yang bersifat akut, ukuran limpa sedikit membesar sebagai akibat  dari  peradangan yang menyebabkan peningkatan infiltrasi sel-sel fagosit dan sel-sel neutrofil. 
·         Penyakit hematologi seperti thalasemia
·         Penyebab sistemik seperti sirosis hepatis, hipertensi porta, gagal jantung kongesti
·         kondisi gagal jantung (dilatasi) menyebabkan kongesti umum/sistemik buluh darah balik, terutama vena porta hepatika dan vena splenik. Keadaan ini mengakibatkan tekanan hidrostatik vena meningkat dan mengakibatkan terjadinya pembesaran limpa. Pada kondisi sirosis hati, aliran darah pada vena porta mengalami obstruksi, karena terjadi fibrosis hati. Keadaan seperti ini menyebabkan peningkatan tekanan hidrostatik vena porta dan vena splenik, sehingga menyebabkan pembesaran limpa.
·         Neoplasma
Dapat bersifat primer dan sekunder. Pada kondisi primer, sel-sel onkogenik limpa secara primer tumbuh menjadi sel tumor. Kondisi sekunder pada umumnya terjadi karena pengaruh pada saat penyebaran (metastatik) sel tumor limfoma dan leukemia.

Penyakit-penyakit tertentu ini terjadi karena faktor makanan dan minuman, faktor lingkungan, dan faktor genetika.  

Gejala
 
Limpa yang membesar tidak menyebabkan banyak gejala, dan tidak satupun gejala yang menunjukkan penyebab membesarnya limpa.

Limpa yang membesar terletak di dekat lambung dan bisa menekan lambung, sehingga penderita bisa merasakan perutnya penuh meskipun baru makan sedikit makanan kecil atau bahkan belum makan apa-apa.

Penderita juga bisa merasakan nyeri perut atau nyeri punggung di daerah limpa, yang bisa menjalar ke bahu, terutama jika sebagian limpa tidak mendapatkan cukup darah dan mulai mati.

Penaganan medik oleh dokter medik dapat berupa:
  1. USG limpa
  2. Operasi pengangkatan limpa
  3. Biopsi sumsum tulang
  4. Penggunaan obat-obatan kimia
  5. Transfusi darah
  6. Kemoterapi
  7. Transplantasi sumsum tulang.
Perawatan di rumah penting untuk mencegah cedera yang mungkin menyebabkan limpa pecah. Pasien perlu menghindari olahraga berat. Biasanya tidak ada gejala dari pembesaran limpa. Namun, beberapa orang mengalami sakit perut di bagian kiri atas. Pasien perlu meminta bantuan medis segera jika perut makin membesar atau nyeri bertambah ketika mengambil napas dalam.

Mengenal Glaukoma



Glaukoma adalah penyakit saraf optik yang menyebabkan kerusakan secara fungsional dan anatomi di mata. Biasanya disebabkan terjadinya tekanan pada bola mata. Penderita glaukoma akan mengalami kerusakan fungsional di mata, mengalami penyempitan pandangan dan kerusakan anatomi berupa bertambahnya cekungan di saraf optik.

Glaukoma adalah penyebab kebutaan kedua terbesar di dunia setelah katarak. Penderita glaukoma sering tidak menyadari adanya gangguan penglihatan sampai terjadi kerusakan penglihatan yang sudah lanjut. Diperkirakan 50% penderita glaukoma tidak menyadari mereka menderita penyakit tersebut sampai mereka mengalami kerusakan mata yang parah.

Faktor resiko:

  • Riwayat Glaukoma di dalam keluarga.

  • Tekanan bola mata tinggi

  • Miopia (rabun jauh)

  • Diabetes (kencing manis)

  •  Hipertensi (tekanan darah tinggi)

  • Migrain atau penyempitan pembuluh darah otak (sirkulasi buruk)

  •  Kecelakaan/operasi pada mata sebelumnya

  • Menggunakan steroid (cortisone) dalam jangka waktu lama

  •  Lebih dari 45 tahun


JENIS - JENIS GLAUKOMA:

  • GLAUKOMA Sudut Terbuka Primer (Primary Open-Angle Glaucoma)

Glaukoma Sudut-Terbuka Primer adalah tipe yang yang paling umum dijumpai. Glaukoma jenis ini bersifat turunan, sehingga resiko tinggi bila ada riwayat dalam keluarga. Biasanya terjadi pada usia dewasa dan berkembang perlahan-lahan selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Seringkali tidak ada gejala sampai terjadi kerusakan berat dari syaraf optik dan penglihatan terpengaruh secara permanen. Pemeriksaan mata teratur sangatlah penting untuk deteksi dan penanganan dini. Glaukoma Sudut-Terbuka Primer biasanya membutuhkan pengobatan seumur hidup untuk menurunkan tekanan dalam mata dan mencegah kerusakan lebih lanjut.

  • GLAUKOMA Sudut-Tertutup Akut ( Acute Angle-Closure Glaucoma)

Glaukoma Sudut-Tertutup Akut lebih sering ditemukan karena keluhannya yang mengganggu. Gejalanya adalah sakit mata hebat, pandangan kabur dan terlihat warna-warna di sekeliling cahaya. Beberapa pasien bahkan mual dan muntah-muntah. Glaukoma Sudut-Tertutup Akut termasuk yang sangat serius dan dapat mengakibatkan kebutaan dalam waktu yang singkat. Bila Anda merasakan gejala-gejala tersebut segera hubungi dokter spesialis mata Anda.

  • GLAUKOMA Sekunder (Secondary GLAUCOMA)

Glaukoma Sekunder disebabkan oleh kondisi lain seperti katarak, diabetes, trauma, arthritis maupun operasi mata sebelumnya. Obat tetes mata atau tablet yang mengandung steroid juga dapat meningkatkan tekanan pada mata. Karena itu tekanan pada mata harus diukur teratur bila sedang menggunakan obat-obatan tersebut

  • Congenital GLAUCOMA (GLAUKOMA Kongenital)

Glaukoma Kongenital ditemukan pada saat kelahiran atau segera setelah kelahiran, biasanya disebabkan oleh sistem saluran pembuangan cairan di dalam mata tidak berfungsi dengan baik. Akibatnya tekanan bola mata meningkat terus dan menyebabkan pembesaran mata bayi, bagian depan mata berair dan berkabut dan peka terhadap cahaya. Informasi ini hanyalah pedoman umum. Untuk keterangan lebih lanjut hubungi dokter spesialis mata Anda atau hubungi KMN

Deteksi & Diagnosa GLAUKOMA Pemeriksaan mata secara teratur dan deteksi dini adalah cara terbaik untuk mencegah kerusakan penglihatan akibat Glaukoma. Riwayat penyakit Anda akan diteliti dokter spesialis mata Anda untuk mencari faktor resiko Glaukoma. Sebuah alat khusus yang disebut Tonometer digunakan untuk mengukur tekanan pada mata.

Pemeriksaan LAPANG PANDANG Pemeriksaan lapang penglihatan atau Perimetry bertujuan untuk melihat luasnya kerusakan syaraf mata. Selama pemeriksaan ini Anda akan diminta untuk melihat suatu titik di tengah layar dan menekan tombol ketika Anda melihat munculnya titik-titik cahaya di sekitar layar.

Penanganan Glaukoma


  • Obat Tetes Mata

  • Laser Trabeculoplasty (LTP) 

Laser Trabeculoplasty (LTP) adalah prosedur laser yang biasanya digunakan untuk menangani Glaukoma sudut-terbuka. Ada kalanya Anda tetap perlu melanjutkan penggunaan obat tetes mata Glaukoma sesudah Laser Trabeculoplasty.


  • Operasi Filtrasi Mata (Trabeculectomy)

Tindakan operasi untuk membuat saluran baru yang akan memudahkan cairan mata keluar dari mata.

 SEMOGA BERMANFAAT

Sumber :
http://www.klinikmatanusantara.com/read/55/glaukoma