Rabu, 25 Juni 2014

Splenomegali atau Pembengkakan Limfa



Limpa adalah organ yang merupakan bagian dari sistem getah bening. Organ ini berfungsi menyaring darah dan meregenerasi sel-sel darah. 

Limpa berfungsi sebagai 2 organ, Bagian yang putih merupakan sistem kekebalan untuk melawan infeksi dan bagian yang merah bertugas membuang bahan-bahan yang tidak diperlukan dari dalam darah (misalnya sel darah merah yang rusak). Jika limpa membesar (splenomegali), kemampuannya untuk menangkap dan menyimpan sel-sel darah akan meningkat.
Splenomegali dapat menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah, sel darah putih dan trombosit dalam sirkulasi.

Pembengkakan limpa atau splenomegali merupakan salah satu jenis penyakit yang sering menyerang anak-anak dan juga orang dewasa. Pengidap pembengkakan limpa  biasanya mempunyai perut yang busung seperti orang busung lapar, dan jika diraba di perut sebelah kiri akan terasa ada benda yang keras dan membesar tetapi tidak terasa sakit. Dan juga dari pemeriksaan labotorik akan menampakkan hasil-hasil yang tidak wajar. Pembengkakan limpa ini biasanya terjadi bersamaan dengan gangguan  fungsi ginjal, hati, persendian, dan saluran pencernaan.



Penyebab
 
Pembengkakan limpa dapat terjadi karena faktor-faktor :
  1. Makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh ibu kita ketika kita masih berbentuk janin. 
  2. Faktor ini memegang peranan yang sangat dominan.
  3. Lingkungan
    Lingkungan terutama lingkungan diri (perhatikan sekali kesehatan gigi dan mulut) yang tidak sehat dapat memicu penciptaan kondisi tubuh yang bersifat masam yang antara lainnya menyebabkan munculnya bakteri sehingga memicu terjadinya pembengkakan limpa.  
  4. Juga di negara-negara Afrika splenomegali dapat terjadi karena kesalahan vaksinasi
  5. Gangguan kesehatan sumsum tulang, ginjal, lambung, hati, tonsil, tymus, dan usus.
  6. Genetika
    Genetika atau keturunan memegang peranan yang paling kecil. 
  7. Penyakit-penyakit tertentu seperti:
·         Leukimia ringan: sel darah putih (leukosit) yang baru saja diproduksi, 30% nya akan disimpan di dalam limpa. Pada kondisi leukimia (produksi sel darah putih berlebih) maka jumlah leukosit yg disimpan di limpa meningkat sehingga limpa membesar.
·         Penyakit infeksi seperti  malaria dan toksoplasma.
·         Pada kasus infeksi bakterial yang bersifat akut, ukuran limpa sedikit membesar sebagai akibat  dari  peradangan yang menyebabkan peningkatan infiltrasi sel-sel fagosit dan sel-sel neutrofil. 
·         Penyakit hematologi seperti thalasemia
·         Penyebab sistemik seperti sirosis hepatis, hipertensi porta, gagal jantung kongesti
·         kondisi gagal jantung (dilatasi) menyebabkan kongesti umum/sistemik buluh darah balik, terutama vena porta hepatika dan vena splenik. Keadaan ini mengakibatkan tekanan hidrostatik vena meningkat dan mengakibatkan terjadinya pembesaran limpa. Pada kondisi sirosis hati, aliran darah pada vena porta mengalami obstruksi, karena terjadi fibrosis hati. Keadaan seperti ini menyebabkan peningkatan tekanan hidrostatik vena porta dan vena splenik, sehingga menyebabkan pembesaran limpa.
·         Neoplasma
Dapat bersifat primer dan sekunder. Pada kondisi primer, sel-sel onkogenik limpa secara primer tumbuh menjadi sel tumor. Kondisi sekunder pada umumnya terjadi karena pengaruh pada saat penyebaran (metastatik) sel tumor limfoma dan leukemia.

Penyakit-penyakit tertentu ini terjadi karena faktor makanan dan minuman, faktor lingkungan, dan faktor genetika.  

Gejala
 
Limpa yang membesar tidak menyebabkan banyak gejala, dan tidak satupun gejala yang menunjukkan penyebab membesarnya limpa.

Limpa yang membesar terletak di dekat lambung dan bisa menekan lambung, sehingga penderita bisa merasakan perutnya penuh meskipun baru makan sedikit makanan kecil atau bahkan belum makan apa-apa.

Penderita juga bisa merasakan nyeri perut atau nyeri punggung di daerah limpa, yang bisa menjalar ke bahu, terutama jika sebagian limpa tidak mendapatkan cukup darah dan mulai mati.

Penaganan medik oleh dokter medik dapat berupa:
  1. USG limpa
  2. Operasi pengangkatan limpa
  3. Biopsi sumsum tulang
  4. Penggunaan obat-obatan kimia
  5. Transfusi darah
  6. Kemoterapi
  7. Transplantasi sumsum tulang.
Perawatan di rumah penting untuk mencegah cedera yang mungkin menyebabkan limpa pecah. Pasien perlu menghindari olahraga berat. Biasanya tidak ada gejala dari pembesaran limpa. Namun, beberapa orang mengalami sakit perut di bagian kiri atas. Pasien perlu meminta bantuan medis segera jika perut makin membesar atau nyeri bertambah ketika mengambil napas dalam.

Mengenal Glaukoma



Glaukoma adalah penyakit saraf optik yang menyebabkan kerusakan secara fungsional dan anatomi di mata. Biasanya disebabkan terjadinya tekanan pada bola mata. Penderita glaukoma akan mengalami kerusakan fungsional di mata, mengalami penyempitan pandangan dan kerusakan anatomi berupa bertambahnya cekungan di saraf optik.

Glaukoma adalah penyebab kebutaan kedua terbesar di dunia setelah katarak. Penderita glaukoma sering tidak menyadari adanya gangguan penglihatan sampai terjadi kerusakan penglihatan yang sudah lanjut. Diperkirakan 50% penderita glaukoma tidak menyadari mereka menderita penyakit tersebut sampai mereka mengalami kerusakan mata yang parah.

Faktor resiko:

  • Riwayat Glaukoma di dalam keluarga.

  • Tekanan bola mata tinggi

  • Miopia (rabun jauh)

  • Diabetes (kencing manis)

  •  Hipertensi (tekanan darah tinggi)

  • Migrain atau penyempitan pembuluh darah otak (sirkulasi buruk)

  •  Kecelakaan/operasi pada mata sebelumnya

  • Menggunakan steroid (cortisone) dalam jangka waktu lama

  •  Lebih dari 45 tahun


JENIS - JENIS GLAUKOMA:

  • GLAUKOMA Sudut Terbuka Primer (Primary Open-Angle Glaucoma)

Glaukoma Sudut-Terbuka Primer adalah tipe yang yang paling umum dijumpai. Glaukoma jenis ini bersifat turunan, sehingga resiko tinggi bila ada riwayat dalam keluarga. Biasanya terjadi pada usia dewasa dan berkembang perlahan-lahan selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Seringkali tidak ada gejala sampai terjadi kerusakan berat dari syaraf optik dan penglihatan terpengaruh secara permanen. Pemeriksaan mata teratur sangatlah penting untuk deteksi dan penanganan dini. Glaukoma Sudut-Terbuka Primer biasanya membutuhkan pengobatan seumur hidup untuk menurunkan tekanan dalam mata dan mencegah kerusakan lebih lanjut.

  • GLAUKOMA Sudut-Tertutup Akut ( Acute Angle-Closure Glaucoma)

Glaukoma Sudut-Tertutup Akut lebih sering ditemukan karena keluhannya yang mengganggu. Gejalanya adalah sakit mata hebat, pandangan kabur dan terlihat warna-warna di sekeliling cahaya. Beberapa pasien bahkan mual dan muntah-muntah. Glaukoma Sudut-Tertutup Akut termasuk yang sangat serius dan dapat mengakibatkan kebutaan dalam waktu yang singkat. Bila Anda merasakan gejala-gejala tersebut segera hubungi dokter spesialis mata Anda.

  • GLAUKOMA Sekunder (Secondary GLAUCOMA)

Glaukoma Sekunder disebabkan oleh kondisi lain seperti katarak, diabetes, trauma, arthritis maupun operasi mata sebelumnya. Obat tetes mata atau tablet yang mengandung steroid juga dapat meningkatkan tekanan pada mata. Karena itu tekanan pada mata harus diukur teratur bila sedang menggunakan obat-obatan tersebut

  • Congenital GLAUCOMA (GLAUKOMA Kongenital)

Glaukoma Kongenital ditemukan pada saat kelahiran atau segera setelah kelahiran, biasanya disebabkan oleh sistem saluran pembuangan cairan di dalam mata tidak berfungsi dengan baik. Akibatnya tekanan bola mata meningkat terus dan menyebabkan pembesaran mata bayi, bagian depan mata berair dan berkabut dan peka terhadap cahaya. Informasi ini hanyalah pedoman umum. Untuk keterangan lebih lanjut hubungi dokter spesialis mata Anda atau hubungi KMN

Deteksi & Diagnosa GLAUKOMA Pemeriksaan mata secara teratur dan deteksi dini adalah cara terbaik untuk mencegah kerusakan penglihatan akibat Glaukoma. Riwayat penyakit Anda akan diteliti dokter spesialis mata Anda untuk mencari faktor resiko Glaukoma. Sebuah alat khusus yang disebut Tonometer digunakan untuk mengukur tekanan pada mata.

Pemeriksaan LAPANG PANDANG Pemeriksaan lapang penglihatan atau Perimetry bertujuan untuk melihat luasnya kerusakan syaraf mata. Selama pemeriksaan ini Anda akan diminta untuk melihat suatu titik di tengah layar dan menekan tombol ketika Anda melihat munculnya titik-titik cahaya di sekitar layar.

Penanganan Glaukoma


  • Obat Tetes Mata

  • Laser Trabeculoplasty (LTP) 

Laser Trabeculoplasty (LTP) adalah prosedur laser yang biasanya digunakan untuk menangani Glaukoma sudut-terbuka. Ada kalanya Anda tetap perlu melanjutkan penggunaan obat tetes mata Glaukoma sesudah Laser Trabeculoplasty.


  • Operasi Filtrasi Mata (Trabeculectomy)

Tindakan operasi untuk membuat saluran baru yang akan memudahkan cairan mata keluar dari mata.

 SEMOGA BERMANFAAT

Sumber :
http://www.klinikmatanusantara.com/read/55/glaukoma

Selasa, 24 Juni 2014

Mengenal Antasida Lebih Dekat



 Antasida, nama ini mungkin tidak asing bagi penderita tukak lambung.

Antasida adalah obat yang digunakan untuk menetralkan asam lambung atau mengikatnya. Dipakai untuk mengobati penyakit pada saluran pencernaan yang diakibatkan oleh asam lambung, seperti tukak pada oesofagus, lambung atau usus dengan gejala seperti nyeri lambung, mual, dan muntah. Secara alami lambung memproduksi suatu asam yang disebut asam klorida yang berfungsi untuk membantu proses pencernaan protein. Asam ini secara alami mengakibatkan kondisi isi perut menjadi asam, yakni antara kisaran PH 2-3. Lambung, usus dan esophagus sendiri (yang juga terdiri dari protein) dilindungi dari kerja asam melalui beberapa mekanisme. Apabila kadar asam yang dihasilkan oleh lambung terlalu banyak maka mekanisme perlindungan ini tidak terlalu kuat/kurang kuat dalam melindungi lambung, usus dan esophagus terhadap kerja asam lambung mengakibatkan kerusakan pada organ-organ tersebut dan menghasilkan gejala seperti rasa sakit pada perut dan ulu hati terasa terbakar.

Penggunaan pada antasida ada beberapa macam, yaitu :

  1. Untuk tukak Lambung. 
  2. Indigasi 
  3. Repluk oesophagitis ringan 
  4. Gastritis 
  5. Rasa terbakar pada ulu hati 
  6. Sakit perut 
  7. Asam lambung yang berlebih 
  8. Untuk saluran cerna.




      Antasida bekerja dengan cara menetralkan kondisi “terlalu” asam tersebut, selain itu antasida juga bekerja dengan cara menghambat aktivitas enzim pepsin yang aktif bekerja pada kondisi asam, enzim ini diketahui juga berperan dalam menimbulkan kerusakan pada organ saluran pencernaan manusia.

       Jika antasida diminum sesuai anjuran, obat ini akan efektif menyembuhkan rasa tidak enak di perut yang diakibatkan oleh asam. Efeknya dapat terasa dengan cepat yaitu dalam 15-30 menit setelah minum obat, dan bekerja selama 2-4 jam. Jika dikonsumsi sesudah makan, antasida dapat memberikan efek selama kurang lebih 3 jam, hal ini disebabkan karena adanya makanan akan memperlambat “penghilangan” antasida dari dalam lambung. Sangat penting diingat, bahwa ketika menggunakan antasida anda harus berkonsultasi dengan apoteker untuk menghindari adanya interaksi antara antasida dan obat-obat lain.

Ada beberapa jenis antasida yaitu:
  • Senyawa aluminium dan senyawa magnesium: merupakan antasida yang paling sering dipakai pada saat ini, karena masa kerjanya lama.
  • Natrium bikarbonat: jenis antasida yang kerjanya cepat tapi efeknya juga cepat hilang. Obat ini menyebabkan timbulnya gas di dalam lambung. Antasida jenis ini tidak dianjurkan untuk penderita hipertensi, gagal jantung, dan gangguan ginjal.
  • Obat kombinasi: kombinasi antasida dengan obat penghilang kembung seperti simetikon.
Antasida yang beredar di pasaran dapat ditemukan dalam dua bentuk yaitu tablet dan suspendi (sirup). Antasida dapat dibeli dengan resep dokter atau dibeli bebas di Apotik. Penggunaan dalam jangka lama harus di bawah pengawasan dokter. Antasida dapat diminum 3 sampai 6 kali sehari. Diminum satu jam sebelum makan atau satu jam setelah makan dan sebelum tidur. Antasida dalam bentuk tablet harus dikunyah dulu sebelum diminum dan antasida dalam bentuk suspensi harus dikocok dulu.Antasida harus disimpan dalam wadah yang tertutup rapat, hindarkan cahaya matahari langsung. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.

Dosis, Cara Pemberian, dan Lama Pemberian

        1.    Antasida : dewasa : oral 600 – 1200 mg antara waktu makan dan sebelum tidur malam.
       2.    Hiperfosfatemia : anak : 50 – 150 mg/kg/24 jam dalam dosis terbagi tiap 4-6 jam, titrasi dosis  sampai tercapai kadar fosfat dalam rentang normal. Dewasa : dosis awal : 300 – 600 mg 3 kali/hari bersama makanan.
       3.    Magnesium hidroksida sebagai antasida diberikan dalam dosis sampai dengan 1 gram per oral. Sebagai laksatif osmotik magnesium hidroksida diberikan dosis sekitar 2-5 gram per oral.
        4.    Dosis sampai dengan sekitar 2 gram per oral.
        5.    Diberikan dengan dosis hingga 500 mg per oral.
       6.    Diberikan dengan dosis sampai dengan 2 gram per oral. 1 Magaldrate diberikan di antara waktu makan dan malam sebelum tidur.
       7.    Dosis sebagai antasida biasanya sampai dengan 1,5 gram per oral. Kalsium karbonat mengikat fosfat dalam saluran cerna untuk membentuk komplek yang tidak larut dan absorbsi mengurangi fosfat.

Bila pengobatan ditujukan untuk gangguan ringan saja, obat bisa dihentikan segera setelah gejala telah menghilang, tapi bila pengobatan diperlukan untuk penyakit lebih berat, seperti tukak peptik, ikutilah anjuran dokter Anda.

SEMOGA BERMANFAAT

Sumber :
http://www.rsstroke.com/berita.php?id_berita=34
http://potterclay.wordpress.com/2009/02/18/tentang-antasida/
http://pratiwizreni.blogspot.com/2013/11/antasida-sebagai-obat-tukak-lambung.html